Wednesday, March 13, 2013

Mengapa Harus Gondhes, Mengapa Harus Mendhes

    Tak jarang teman kita atau bahkan kita sendiri pernah mengucapkan kata gondhes atau bahkan mendhes. Tapi apa sih yang menjadi pertanyaan di benak sobat? Siapa gondhes dan mendhes itu? Atau hanya sebuah julukan dari orang untuk orang lain? Benarkah itu?
Setelah saya telusuri ke dalam seluk-beluknya, gondhes atau mendhes merupakan kata yang akrab di telinga bahkan akrab di mulut anak-anak muda. Mereka meng-klaim bahwa orang yang layak disebut gondhes dan mendhes merupakan orang kampung yang caper alias cari perhatian dan ingin terlihat gaul atau trendy. Hmmm,,,,apakah itu benar adanya?
Memang pendapat itu benar,tetapi tidak terlalu benar juga. Karena sebenarnya gondhes itu dulunya adalah julukan untuk preman kampung dan mendhes itu cewek kampung yang terkenal centil.
    Banyak anak muda sekarang ini memakai julukan itu untuk orang yang terlalu norak dalam bergaya. Tetapi apa salah? Bukankah setiap orang itu berhak menuangkan kreasi mereka dalam sebuah tindakan? Selama hal itu masih bernilai positif. Yang penting jangan terlalu berlebihan dan selalu memakai hikmat. Tidak selalu bagus atau warna yang ngejreng tetapi harus disesuaikan dengan tepat. Contohnya, pergi ke tempat resmi jangan memakai kaos oblong atau celana pendek. Harus selektif dalam memilih. Jangan mengikuti dunia orang fasik tapi ikutilah dari hati nuranimu (2 Raja-raja 17:8-11).
Ada juga yang menjuluki, kalau gondhes dan mendhes itu sering memakai helm yang warnanya ngejreng, pakaian sok distro, dll. Sebenarnya itu salah.
    Hal lain yang membuat julukan tersebut masih menyebar yaitu karena ada perasaan tidak suka terhadap orang lain. Contoh ilustrasinya seperti ini. Sebut saja namanya Romi. Ia  tidak suka dengan gaya mode berpakainnya si Seno. Lalu Romi menyebut Seno gondhes. Nah, hal seperti inilah yang sering terjadi. Harusnya kita saling menghargai dan menghormati luapan perasaan orang lain. Seperti tertulis di Roma 12:10, "Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat".
    Banyak juga orang yang kehidupan dulunya suka bergaya, sekarang malah menjadi desainer kondang. Ada juga yang banyak omong, tetapi sekarang menjadi presenter ngetop. Yang dulunya centil, sekarang malah menjadi model.
    Bukankah semua orang itu punya gaya yang berbeda-beda. Dari sinilah kita belajar untuk saling memahami dan mengerti orang lain. Keluarkan kata-kata yang membangun buat orang lain dan diri sendiri. Seperti tertulis di Efesus 4:29, "Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, dimana perlu supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia".
Lakukan dan katakan hal yang baik untuk orang lain. Bila ada yang kurang kita suka, katakan dengan lembut. Memang semuanya harus terbuka tetapi alangkah baiknya jika dilakukan dengan penuh ekspresi cinta.
Jadi sebelum kita dimengerti orang lain, marilah kita mengerti orang lain terlebih dahulu. Karena dunia ini sangat indah jika semuanya sehati dan selaras. Tuhan memberkati

No comments:

Post a Comment