Terbang Bersama Awan, Jatuh di Mulut Jurang

    Disaat roda waktu terus berputar, Tuhan tak pernah henti-hentinya memberi berkat yang melimpah. Di kala manusia terjatuh, tangan-Nya selalu terulur dan begitu juga saat dimana manusia terbang tinggi, kasih Tuhan begitu nyata. Kehidupan ibarat sebuah pohon, jika terus dirawat dengan baik, seperti disiangi, dipupuk dan ditanam di tempat yang
subur, ia akan tumbuh menjadi pohon yang rindang dan berbuah. Berbicara berkat, Tuhan selalu memberi berkat kepada siapa saja dan tanpa terkecuali, hanya saja Ia melihat kapasitas masing-masing. Suatu kisah, ada seorang anak kira-kira berumur 16 tahun yang bernama Erry. Ia bercerita kepada temannya, Sandy bahwa ia berharap kepada Tuhan untuk memberikannya sebuah blackberry. Berdoa setiap hari,blackberry tak kunjung datang. Tentu saja ia mengeluh kepada Sandy. 

      "Kenapa aku sudah berdoa setiap hari, tetapi blackberry yang aku minta tak pernah ada bray. Apa Tuhan tak pernah mendengarkan doaku?"

      "Sebenarnya bukan itu masalahnya Er. Hanya saja kamu belum siap jika kamu memiliki blackberry", kata Sandy yang kemudian menatap mata Erry.

      "Kurang siap bagaimana? Aku sudah sangat menginginkannya bray!"

      "Erry, kamu belum siap karena banyak faktor. Di antaranya adalah jika kamu sudah mempunyai blackberry, barang tersebut tak akan pernah berfungsi dengan baik. Tahu sebabnya? Blackberry bukan ponsel biasa, setiap bulannya harus selalu merogoh kocek minimal 60 ribu rupiah untuk mengaktifkan layanannya. Sedangkan saat ini, uang sakumu hanya 20 ribu perbulan dan andaikan blackberry di tanganmu, mau kamu gunakan untuk apa? Chattingan saja? Kalau hanya chat, bukan merupakan hidup sesuai prioritas, tetapi hidup secara hedonis."

Pengolahan sikap hati sangat menentukan untuk langkah ke depannya. Tanpa sikap hati yang benar, langkah yang biasanya dapat melangkah lebih panjang, tetapi berubah menjadi langkah yang lebih pendek dari biasanya.
      Sebuah harapan merupakan awal yang baru di dalam kehidupan manusia. Harapan memberikan semangat bagi manusia untuk dapat mengembangkan sayapnya dengan lebar. Saat seseorang membuka mata, ia melihat pancaran harapan yang datang megulurkan tangan untuk menarik supaya bergegas bangkit dari tempat peraduan. Disaat kaki sudah menapak di setiap tempat, anugerah Tuhan selalu menyertai di segala tempat dan juga waktu. Anugerah bak hujan air yang membasahi dan menyegarkan. Terkadang disaat Tuhan sudah mencurahkan hujan anugerah, manusia sering membanggakan dirinya sendiri. Ia merasa terberkati dan menyombongkan hidupnya. Lukas 14:11 menjelaskan, "Sebab barang siapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barang siapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan." Kesombongan merupakan salah satu dosa yang dapat menghancurkan dan biasanya orang yang sombong, sikapnya seperti layaknya seorang pemimpin yang benar sendiri. 

^Beberapa ciri-ciri kesombongan:


  1. Merendahkan orang lain
  2. Mengolah fakta menjadi adonan kue, *maksudnya membenarkan diri sendiri
  3. Senang mendapat pujian
  4. Merasa mampu tapi tak mampu
  5. Tergila-gila akan ketenaran
  6. Merasa tersaingi jika orang lain mempunyai kelebihan



Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sombong memiliki definisi yaitu menghargai diri sendiri dan congkak. Tokoh Alkitab yang jatuh di dalam kesombongan tak sedikit jumlahnya, diantaranya adalah Yusuf. Siapa yang tidak mengenal Yusuf? Anak 17 tahun yang diberkati Tuhan melalui mimpinya bisa jatuh di dalam  lubang kesombongan (exam snobbery). Tanpa ia sadari, Yusuf pernah melakukan kesombongannya terhadap saudara-saudaranya. 

      Karena katanya kepada mereka: "Coba dengarkan mimpi yang kumimpikan ini: Tampak kita sedang di ladang mengikat berkas-berkas gandum, lalu bangkitlah berkasku dan tegak berdiri; kemudian datanglah berkas-berkas kamu sekalian mengelilingi dan sujud menyembah kepada berkasku itu." (Kejadian 37 6-7) 
So he said to them, "Please hear this dream which i have dreamed: There we were, binding sheaves in the field. Then behold, my sheaf arose and also stood upright; and  indeed your sheaves stood all and bowed down to my sheaf." [Genesis 37:6-7 (King James version)]

Kata-kata Yusuf yang tercatat jelas di Kejadian 37:6-7 menggambarkan kalau ia telah membanggakan dirinya bahwa hidupnya diberkati Tuhan melalui mimpi. Secara tak sadar, kesombongan dapat muncul begitu saja. Seorang pelayan Tuhan pun juga bisa mengalami seperti itu. Saat pelayanan, ia dapat menuntaskan sampai garis akhir bahkan pelayanannya terkesan sempurna, satu persatu pujian datang menghampirinya. Banyak jiwa-jiwa diberkati dengan pelayanannya. Jika tidak diimbangi dengan doa, secara otomatis sifat asli manusia akan muncul. Ia akan merasa mampu dan merasa hebat. Padahal semua yang memampukan itu bukanlah kekuatan manusia tetapi merupakan anugerah dari Tuhan. Banyak pelayan Tuhan jatuh di zona ini. Jadi berhati-hati saja kalau mendapat pujian dari orang lain, siapkan iman yang kuat. 
      Berbicara tentang macam-macam kesombongan memang banyak, diantaranya adalah meremehkan orang lain. Menganggap orang lain berada di bawah kita, entah itu dalam segi finansial, keterampilan, rupa fisik dan lain-lain merupakan kesombongan yang sering ditemui di dalam kehidupan sehari-hari. Saat seseorang memasuki area kesombongan, sebenarnya ia berhenti ditempa , yang seharusnya ia dapat ditempa menjadi mata bajak yang lebih tajam. Seseorang yang terjangkit virus sombong, ia ingin menaklukkan apa saja yang ada di depannya. Bahkan hampir semua aspek kehidupan ingin ia kuasai. Kata-kata yang manis dan kata-kata yang ingin membenarkan diri sendiri, tak pernah absen dari ambang pintu mulutnya. Contohnya saja Adolf Hitler, dengan segala ambisi dan kesombongannya, ia mengalami kehancuran yang besar. 

      Janganlah kamu selalu berkata sombong, janganlah caci maki keluar dari mulutmu. Karena Tuhan itu Allah yang mahatahu, dan oleh Dia perbuatan-perbuatan diuji. (1 Samuel 2 :3)
AL-TARBÛ TEDABERÛ GEVOHÂH GEVOHÂH YÊTSÊ' 'ÂTÂQ MIPÎKHEM KÎ 'ÊLDÊ'ÔT YEHOVAH VELO' NITKENÛ 'ALILÔT

AL-TARBÛ TEDABERÛ GEVOHÂH GEVOHÂH dapat diterjemahkan, "Janganlah kalian sedemikian tingginya atau sedemikian bangganya". Coba bandingkan dengan terjemahan KJV, "Talk no more so exceeding proudly".
Melihat siapa sebenarnya kita, sungguh jauh dari lulus uji kelayakan. Setiap perbuatan yang kita lakukan untuk Tuhan, tak ada apa-apanya dengan berkat yang sudah Tuhan berikan. Ia hanya ingin, kita menyelesaikan bagian kita yang jauh lebih kecil dari pekerjaan yang sudah Tuhan kerjakan dalam kehidupan manusia. Melakukan bagian dengan tuntas, merupakan maunya Tuhan hingga saatnya kita kembali. Seperti pesan Jenderal Ahmad Yani, "Jangan banyak membuang waktu. Selesaikan tugasmu, kalau perlu nyawa taruhannya." Mengikuti panggilan Tuhan bukan hanya melakukan setiap apa yang menjadi maunya Tuhan, tetapi juga jangan pernah mencuri kemuliaan Tuhan sedikit pun. Kita hanya hamba yang tak berguna bahkan setiap pekerjaan kita, Tuhanlah yang menyempurnakannya. Mengerti isi hati-Nya, berarti juga harus mengenalnya. Semakin kita mengenal Tuhan, semakin realisasi yang dapat terserap di dalam pikiran dan hati kita. Kemudian kita akan terus maju ke depan hingga menemukan panggilan Tuhan yang sudah Ia persiapkan bagi setiap kita. 
God bless you

(Sumber gambar: oneeyeland )

Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment

Kingdom of Heaven. Powered by Blogger.

Translate

Popular Posts

Freedom Life

Firman Menjadi Daging, Mimpi Menjadi Nyata

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

through it, you can donate

KNPCloth