Monday, March 24, 2014

Andaikan Mati Besok Pagi

       Waktu memang tidak bisa ditebak. Kadang di atas dan adakalanya di bawah. Tergantung kadar kepercayaan seseorang kepada Tuhan. Tak seorangpun tahu kapan dan bagaimana ia meninggal. Andaikan besok mati, apa yang harus diperbuat? Mungkin beberapa dari kita bertanya, kemanakah ku pergi saat semuanya telah selesai? Saat masih kanak-kanak hingga sekarang ini, banyak orang bercerita tentang surga dan neraka. Mungkinkah semuanya nyata ataukah hanya sebuah cerita yang fiktif belaka?
Berpikir dengan akal sehat manusia tak akan pernah sampai pada zona tersebut. Lalu jika besok anda meninggal, apakah sudah yakin masuk surga? Saya yakin, banyak jawaban yang akan saya dengar 65% mengatakan yakin, 25% belum dan 10% berkata tidak tahu. Sangat variasi sekali jawabannya. Memang itulah kenyataaan yang sebenarnya terjadi dan apakah melalui jawaban itu, sudah diputuskan bahwa seseorang dengan keyakinan besar bisa masuk surga? Ataukah jawaban yang tidak diketahui juga bisa membawa ia ke neraka?
       Kematian bukanlah hal menakutkan untuk ditakuti. Hanya sekali seumur hidup dan tak akan pernah terjadi dua kali jika Tuhan tak ijinkan itu yang terjadi. Andaikan anda mati sekarang dan bertemu Tuhan langsung. Ia memberi pertanyaan kepada anda untuk dijawab.



  "Selamat datang, kamu pilih mana? Surga atau neraka? Dan jika surga, dengan apakah Aku harus mengijinkan engkau masuk Surga-Ku?" 



Lalu apa jawab anda? Apakah anda akan berkata jika ibadah yang rajin, tidak berbuat jahat, menaati semua ajaran yang diajarkan agama dengan segala kebaikannya bisa anda jadikan tabungan untuk masuk surga?
Pernah berpikir tidak, apakah semua manusia yang ada di dunia ini layak mendapatkan tempat di surga? Jika tidak layak, harus dengan apa Tuhan melayakkan dan mengizinkan manusia masuk ke Surga-Nya?
Ada kabar sangat baik untuk teman-teman dengar. Jadi manfaatkan dengan baik-baik waktu yang sudah diberikan Tuhan. Karena setiap detik yang Tuhan berikan, sangat berarti untuk kemudian hari.
       Surga atau Hidup yang abadi merupakan karunia yang Tuhan sudah siapkan. Ibarat saja seumpama hadiah tanpa harus membeli. Diberikan secara gratis tanpa harus membayar uang sepeserpun. Tanpa usaha yang baik bahkan ibadah dua hari dua malam, tidak menentukan untuk mendapatkan hadiah tersebut. Karena surga itu bukan suatu barang yang dikejar dengan usaha. Hidup yang kekal merupakan hadiah yang cuma-cuma. Lalu misalnya ada suatu pertanyaan, berarti kalau bukan usaha atau amal, boleh melakukan tindakan yang jahat dong? Hanya orang awam yang bilang seperti itu. Ada tertulis sangat jelas di 3 Yohanes 1:11b, "Barangsiapa berbuat baik, ia berasal dari Allah, tetapi barangsiapa berbuat jahat, ia tidak pernah melihat Allah." 
Sudah sangat jelas bukan?
Walaupun surga merupakan hadiah, bukan berarti manusia memperoleh secara cuma-cuma. Tuh kan sebuah amal lagi untuk mendapatkannya? Sekali lagi tidak. Maksudnya disini dengan memperoleh cuma-cuma, yaitu surga akan diberikan secara gratis tapi ada penghalang yang membuat surga tersebut tidak bisa diterima dengan gampang. Lalu apa yang menghalangi hadiah tersebut diterima oleh manusia? Jawabnya adalah DOSA.



  "Semua manusia adalah orang berdosa" 



       Manusia yang berada di dunia ini dengan menapakkan kakinya di tanah dan tidak ngambang, termasuk di dalamnya kita adalah manusia yang berdosa. Menurut anda, apakah dosa itu? 
Dosa adalah pelanggaran terhadap hukum dan peraturan Allah seperti membunuh, berzinah, kemarahan, pikiran jahat, nafsu, tidak melakukan kebaikan, tipu daya bahkan tidak mengingat Allah itupun termasuk dosa. 
Seandainya nih, kalau tiap hari kita melakukan dosa sebanyak 4 kali berarti dalam seminggu sudah mencapai 28 dosa. Jika dihitung selama setahun, berarti dosa manusia sudah lebih dari angka 1000 atau mencapai 1344 dosa. Andaikan kita diberi umur 75 tahun oleh Tuhan berarti ada 100.800 dosa yang kita peroleh. Sedangkan dengan dosa sebanyak itu, mungkinkah manusia layak masuk surga yang penuh dengan kekudusan? 




"Saat manusia terlahir di dunia ini, mereka telah memiliki dosa"



       Amal dan perbuatan yang baik tak akan bisa menyelamatkan manusia dari dosa. Mari kita renungkan bersama-sama. Jika amal perbuatan dapat menyelamatkan manusia dari api neraka, harus amal yang bagaimana supaya manusia dapat menyentuh tanah surga? Harus sebaik apakah perbuatan manusia untuk mencapai tempat yang kekal dan indah?
Jawabannya adalah perbuatan baik yang tanpa cacat cela sedikitpun atau SEMPURNA. 
Ada sebuah perumpamaan di dalam sebuah rumah makan. Sang pelayan mendapat pesanan dari pelanggan dengan memesan sebuah telur dadar dengan 9 telur menjadi 1 sajian.  Nah, pelayan tersebut melakukan sebuah kesalahan. Ia tak sengaja mencampur 1 telur busuk di sajian telur dadarnya. Alhasil, meskipun hanya satu telur busuk dari 9 telur, namun kenyataannya satu telur dapat mencemari 8 telur yang baik. Begitu juga manusia di hadapan Allah, hanya dengan satu dosa saja yang manusia perbuat, entah sengaja maupun tidak sengaja, hal tersebut sudah membuat cemar semua kebaikan manusia untuk layak masuk surga. Jadi sangat mustahil jika dengan perbuatan baik manusia, kita bisa diperbolehkan masuk ke Taman-Nya. 



                                  "Karena nila setitik, rusak susu sebelanga"



       Ada banyak sudut untuk manusia dapat mengenali sifat Allah. Tetapi banyak orang yang salah mengartikan gambaran tentang Allah. Ada yang menggambarkan Allah seperti seorang kakek yang hanya menekankan kasih tapi mengabaikan keadilan. Sebaliknya ada yang mengartikan bahwa Allah memiliki gambaran seperti seorang polisi yang hanya menegakkan keadilan tapi tanpa kasih. Sebenarnya keduanya sangatlah keliru. 
Allah itu memiliki kasih dan juga memiliki keadilan. Walaupun Allah penuh kasih, tapi ia tidak pernah sekali-kali membiarkan manusia dengan kesalahannya. Tercatat di 2 Tesalonika 1:5,  "Suatu bukti tentang adilnya penghakiman Allah, yang menyatakan bahwa kamu layak menjadi warga Kerajaan Allah, kamu yang sekarang menderita karena Kerajaan itu".
Apakah anda dilema dengan pernyataan tersebut? Saya jelaskan lagi, kasih Allah merupakan kasih yang setia tanpa melihat kekurangan sedikit pun, sedangkan Allah yang adil harus menghukum manusia yang berdosa. Ingat! imbalan dosa adalah neraka selamanya. 

Saya mempunyai sebuah cerita nyata tentang seorang Jenderal bernama Shamila. Sebenarnya cerita ini sangat terkenal. Maka dari itu saya ambil cerita tersebut untuk ditulis di blog saya. 
Shamila adalah pemimpin revolusioner yang berusaha untuk menggulingkan Kaisar Rusia, yaitu Kaisar Tsar  yang sangat kejam dan otoriter. Kisah ini terjadi di Rusia pada abad 20. 
Suatu malam pengawal Shamila melaporkan bahwa ada yang mencuri makanan di gudang makanan dimana tempat Shamila memimpin. Tentu saja Shamila sangat naik pitam karena persediaan makanan mereka sangat terbatas. Maka Shamila langsung mengumumkan barangsiapa yang tertangkap basah mencuri makanan akan dicambuki sebanyak 50 kali di muka umum dan pastinya disaksikan oleh banyak kalangan masyarakat. Tidak lama setelah kejadian tersebut, pengawalnya melaporkan bahwa yang mencuri makanan di malam hari di gudang makanan Shamila tidak lain adalah ibunya sendiri. 
Shamila menghadapi dilema. Kalau dia mencambuki ibunya untuk menegakkan keadilannya, ibunya pasti akan mati. Namun jika ia tidak menghukumnya karena kasihnya terhadap ibunya, orang tidak akan mengakuinya sebagai pemimpin yang adil. Tahukah kalian apa yang akan dilakukan Shamila selanjutnya?
Demi menjalankan hukuman dan menegakkan keadilan, Shamila tetap tidak mengubah peraturannya. Tapi kasihnya akan ibunya, ia rela melepas jubah kewibawaanya dan memerintahkan pengawalnya untuk mencambuki dia sebagai ganti ibunya. Shamila sempat mengalami dilema yang sangat berat. Kalau dia mencambuk ibunya, pasti ibunya akan mati tapi bila ibunya diampuni, dia akan kehilangan kewibaannya dan semua orang tidak akan mengakuinya lagi sebagai seorang pemimpin.

Begitu pula yang Allah lakukan untuk umat manusia. Ia menunjukkan kasih dan keadilan-Nya dengan cara mengorbankan Diri-Nya menjadi manusia di dalam Yesus Kristus


                     "Yesus Kristus adalah Allah kekal yang menjadi manusia"



Di dalam kitab Yohanes 1:1-4 tertulis, "Pada mulanya adalah Firman, Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia". 
       Allah datang ke dunia dalam bentuk manusia yaitu Yesus, dengan tanpa dosa. Ia manusia yang sangat sempurna. Tetapi banyak orang telah menolak Dia. Walaupun banyak yang menolak-Nya, Ia tetap penuh kasih. Tak pernah membalas kesalahan manusia yang berdosa hingga dosa tersebut berwarna merah seperti kain kesumba. 
"Marilah, baiklah kita berperkara, Firman Tuhan. Sekalipun dosamu seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju, sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba." -Yesaya 1:18



Yesus Kristus melakukan tindakan yang sangat mahal di mata manusia bahkan nilainya tidak bisa dihitung dengan angka. Ia rela disalib untuk menjalani hukuman atas kesalahan dan dosa manusia. Tetapi Tuhan telah menimpakan semua kesalahan manusia pada diri-Nya sendiri. 
Yesus yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya di dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah. 
Sebelum Yesus mati di kayu salib, Ia mengatakan, "sudah selesai.." Maksud kata Yesus yaitu bahwa seluruh hutang dosa kita sudah dibayar lunas oleh darah-Nya yang tercurah di kayu salib.
Setelah peristiwa penyaliban, Ia mati, dikuburan, dan dibangkitkan pada hari yang ketiga, naik ke surga dan memberikan hadiah hidup yang kekal secara cuma-cuma. Karena karunia hidup yang kekal ini dapat diterima oleh manusia hanya dengan iman akan Dia.



"Iman yang Menyelamatkan"


       Iman ibarat kunci tapi hanya ada satu kunci yang dapat membuka pintu surga, yaitu iman yang menyelamatkan. Jadi sebenarnya manusia mempunyai kunci lebih dari satu, memang semuanya berguna, tetapi hanya satu yang menyelamatkan. 
Sebagai contoh, iman yang menyelamatkan bukanlah:

       1. Suatu lompatan dalam gelap: Iman yang merasa ia mempunyai keyakinan tetapi tanpa tahu apa dan siapa yang dipercayainya. 
       2. Iman berdasarkan akal saja: iman yang hanya mengetahui siapa Yesus. Mengetahui asal usul-Nya dan mengerti semua sejarah tentang Dia. Tetapi iman yang seperti ini tidak pernah mengandalkan Yesus sebagai Juruselamat untuk memperoleh hidup yang kekal. 
       3. Iman sementara: Secara kerohanian memang mengandalkan Yesus di dalam aspek kehidupannya, tetapi hanya berlangsung sementara. Contohnya seperti mengandalkan dalam hal keuangan, kebutuhan jasmani, keluarga, dll. Memang tidak salah, tetapi kurang tepat. Iman yang seperti ini hanya iman yang mencari materi dan tidak mencari sumber yang memberi materi yaitu Tuhan sendiri. Sehingga jika semuanya sudah terpenuhi, imannya akan pudar dan ia akan beralih menjadi iman yang mengandalkan kekuatannya sendiri dan bukan anugerah. 

Semua iman yang demikian tidaklah menyelamatkan. Iman yang menyelamatkan adalah iman yang mengenal Yesus Kristus sebagai Juruselamat yang hidup untuk memperoleh hidup yang kekal. 
       Saya akan share tentang apa yang saya alami sehingga saya percaya akan Yesus Kristus sebagai juruselamat. 
Sebelumnya saya ini dari kecil memang sudah Kristen. Tetapi saat saya memasuki bangku kelas 4 SD, saya mulai meragukan akan Tuhan Yesus sendiri,. Dalam benak saya berkata, "apa benar Tuhan Yesus ada dan apa benar Yesus Kristus itu adalah Tuhan dan juruselamat?"
Dari sinilah keraguan akan Yesus muncul. Mulailah saya membaca banyak buku tentang Yesus Kristus. Saya membaca dari sudut A hingga sudut Z. Semuanya tidak ada titik terangnya alias nol besar. Kesimpulan tersebut membuat saya tak meyakini semua agama yang di Indonesia. Jadi kalau diibaratkan itu seperti benda yang mengambang di tengah-tengah air. Tenggelam tidak, mengapungpun tidak.  Kehampaan ini berlangsung cukup lama. Hingga saya kelas 1 SMA(tahun2010), saya sedikit mengalami pencerahan. Suatu kali saya mengikuti camp/retreat. Di situ saya dikenalkan siapa Yesus dan siapa Bapa. Memang sih, pengajaran tersebut tidak masuk hingga di hati saya. Sebatas hanya di permukaan saja. Sesi 1 selesai, saya tidak mengalami apapun. Karena menurut saya pengetahuan tersebut sudah saya ketahui. Jadi buat apa saya dapat pengajaran seperti itu lagi. Begitulah pikiran saya waktu di kala itu. Tapi kali ini peristiwa yang saya alami sungguh sangat aneh. Saat sesi 2 berlangsung, saya benar-benar ada yang berbeda. Ketika berdoa dan penyembahan, roh saya seperti terangkat hingga lepas dari tubuh. Saya ingat sekali peristiwa tersebut. Karena pengalaman tersebut adalah pengalaman pertama saya. 
Tak lama kemudian, saya sampai di sebuah tebing dan di bawahnya terdapat jurang yang sangat dalam. Ketakutan mulai menyelimuti saya hingga saya diajak turun ke dalam jurang yang gelap gulita itu. Saya sangat terkaget, ternyata di dalam jurang yang dalam tersebut terdapat nyala api yang menyala-nyala. Saya melihat banyak jiwa-jiwa yang berenang di dalam lautan api itu. Mereka berusaha menepi tetapi tersampar lagi oleh ombak api. Menepi lagi tersampar lagi. Begitulah seterusnya hingga tak pernah kunjung selesai. Dari lautan api tersebut, ada 2 jiwa yang menarik-narik saya untuk masuk ke dalam lautan api tetapi saya tidak mau dan mereka memaksa. Siapa yang mau masuk, kalau berada di tepinya saja sudah panas, apalagi masuk di lautan. Mereka tetap memaksa dan terus menarik-narik saya. Hingga saya berusaha untuk kabur dari tempat tersebut. Ketika saya melayangkan pandangan mata ke seluruh bagian yang di sekeliling, terpampang pemandangan yang menakutkan. Banyak jiwa-jiwa yang melepuh karena terlalu lama berada di dalam lauta api. Keadaan ini membuat saya ketakutan dan menangis. Sangat takut sekali...

Ketika saya menangis, saya melihat seseorang datang dengan jubah putih. Ia segera memeluk dan mendekap saya. Saya semakin lama menangis di pelukannya. Pelukannya sangat tulus dan membuat saya merasakan damai sukacita. Pribadi tersebut adalah Tuhan Yesus Kristus sendiri. Saya kaget, setelah sekian lama saya tidak percaya akan Dia, tetapi Dia tak pernah marah. Tuhan terus memeluk saya hingga saya mengerti bahwa Ia benar-benar nyata dan bukan hanya rekayasa manusia. 
Tuhan Yesus hanya tersenyum melihat saya, tapi senyumannya itu membuat hati merasa tenang. Cukup lama ia memeluk saya, sampai kemudian Ia mengembalikan roh saya pada tubuhnya kembali. 
Dimulai dari sini saya benar-benar yakin bahwa Tuhan yang saya sembah merupakan Tuhan yang nyata. Ia benar-benar ada dan hidup. Melalui pengalaman hidup saya, jangan pernah berbelok arah jika dirimu sendiri belum mengalami sendiri. Dirimu akan percaya jika engkau mengalami sendiri. 
Jadi iman yang menyelamatkan bukan hanya mempercayai Kristus di mulut atau hanya mempercayai secara akal saja, tetapi menyerahkan segala hidup yang kita punya sepenuhnya dipegang oleh-Nya hingga suatu saat nanti Tuhan membawa dirimu masuk ke surga-Nya. 



"Aku berkata kepadamu: 'Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal' " -Yohanes 6:47 



       Hidup kekal atau keselamatan kita adalah anugerah untuk selama-lamanya. Tuhan hanya menghapus dosa manusia sekali dan berikutnya lagi dan berikutnya lagi adalah kasih karunia Tuhan.
Status orang yang percaya Tuhan Yesus merupakan anak Allah yang merupakan ahli waris kerajaan Surga. Meskipun anak Allah, selama di dunia pasti masih bisa berbuat dosa, tapi bukan berarti keselamatan akan hilang, sebab waku berdoa Kerajaan Tuhan tetap menyelimuti siapa saja yang berdoa kepada-Nya. 



"Karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak." -Ibrani 1:6



Setelah orang yang percaya atau kita yang percaya mendapat hidup yang kekal secara cuma-cuma (Efesus 2:8-9), hidup kita dapat dipakai Tuhan untuk menyatakan kemuliaan-Nya (Matius 5:16)
Selalu ingatlah bahwa pekerjaan atau perbuatan baik bukanlah syarat untuk memperoleh keselamatan, tetapi tindakan tersebut sebagai wujud ucapan syukur kita kepada-Nya dan anugerah dari keselamatan kita (Efesus 2:10)
Tuhan memberkati






Sumber gambar:




 

No comments:

Post a Comment