Mengapa Harus Gondhes, Mengapa Harus Mendhes
Tak jarang teman kita atau bahkan kita sendiri pernah mengucapkan kata gondhes atau bahkan mendhes. Tapi apa sih yang menjadi pertanyaan di benak sobat? Siapa gondhes dan mendhes itu? Atau hanya sebuah julukan dari orang untuk orang lain? Benarkah itu?
Setelah saya telusuri ke dalam seluk-beluknya, gondhes atau mendhes merupakan kata yang akrab di telinga bahkan akrab di mulut anak-anak muda. Mereka meng-klaim bahwa orang yang layak disebut gondhes dan mendhes merupakan orang kampung yang caper alias cari perhatian dan ingin terlihat gaul atau trendy. Hmmm,,,,apakah itu benar adanya?
Memang pendapat itu benar,tetapi tidak terlalu benar juga. Karena sebenarnya gondhes itu dulunya adalah julukan untuk preman kampung dan mendhes itu cewek kampung yang terkenal centil.
Banyak anak muda sekarang ini memakai julukan itu untuk orang yang terlalu norak dalam bergaya. Tetapi apa salah? Bukankah setiap orang itu berhak menuangkan kreasi mereka dalam sebuah tindakan? Selama hal itu masih bernilai positif. Yang penting jangan terlalu berlebihan dan selalu memakai hikmat. Tidak selalu bagus atau warna yang ngejreng tetapi harus disesuaikan dengan tepat. Contohnya, pergi ke tempat resmi jangan memakai kaos oblong atau celana pendek. Harus selektif dalam memilih. Jangan mengikuti dunia orang fasik tapi ikutilah dari hati nuranimu (2 Raja-raja 17:8-11).
Ada juga yang menjuluki, kalau gondhes dan mendhes itu sering memakai helm yang warnanya ngejreng, pakaian sok distro, dll. Sebenarnya itu salah.
Hal lain yang membuat julukan tersebut masih menyebar yaitu karena ada perasaan tidak suka terhadap orang lain. Contoh ilustrasinya seperti ini. Sebut saja namanya Romi. Ia tidak suka dengan gaya mode berpakainnya si Seno. Lalu Romi menyebut Seno gondhes. Nah, hal seperti inilah yang sering terjadi. Harusnya kita saling menghargai dan menghormati luapan perasaan orang lain. Seperti tertulis di Roma 12:10, "Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat".
Banyak juga orang yang kehidupan dulunya suka bergaya, sekarang malah menjadi desainer kondang. Ada juga yang banyak omong, tetapi sekarang menjadi presenter ngetop. Yang dulunya centil, sekarang malah menjadi model.
Bukankah semua orang itu punya gaya yang berbeda-beda. Dari sinilah kita belajar untuk saling memahami dan mengerti orang lain. Keluarkan kata-kata yang membangun buat orang lain dan diri sendiri. Seperti tertulis di Efesus 4:29, "Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, dimana perlu supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia".
Lakukan dan katakan hal yang baik untuk orang lain. Bila ada yang kurang kita suka, katakan dengan lembut. Memang semuanya harus terbuka tetapi alangkah baiknya jika dilakukan dengan penuh ekspresi cinta.
Jadi sebelum kita dimengerti orang lain, marilah kita mengerti orang lain terlebih dahulu. Karena dunia ini sangat indah jika semuanya sehati dan selaras. Tuhan memberkati
Setelah saya telusuri ke dalam seluk-beluknya, gondhes atau mendhes merupakan kata yang akrab di telinga bahkan akrab di mulut anak-anak muda. Mereka meng-klaim bahwa orang yang layak disebut gondhes dan mendhes merupakan orang kampung yang caper alias cari perhatian dan ingin terlihat gaul atau trendy. Hmmm,,,,apakah itu benar adanya?
Memang pendapat itu benar,tetapi tidak terlalu benar juga. Karena sebenarnya gondhes itu dulunya adalah julukan untuk preman kampung dan mendhes itu cewek kampung yang terkenal centil.
Banyak anak muda sekarang ini memakai julukan itu untuk orang yang terlalu norak dalam bergaya. Tetapi apa salah? Bukankah setiap orang itu berhak menuangkan kreasi mereka dalam sebuah tindakan? Selama hal itu masih bernilai positif. Yang penting jangan terlalu berlebihan dan selalu memakai hikmat. Tidak selalu bagus atau warna yang ngejreng tetapi harus disesuaikan dengan tepat. Contohnya, pergi ke tempat resmi jangan memakai kaos oblong atau celana pendek. Harus selektif dalam memilih. Jangan mengikuti dunia orang fasik tapi ikutilah dari hati nuranimu (2 Raja-raja 17:8-11).
Ada juga yang menjuluki, kalau gondhes dan mendhes itu sering memakai helm yang warnanya ngejreng, pakaian sok distro, dll. Sebenarnya itu salah.
Hal lain yang membuat julukan tersebut masih menyebar yaitu karena ada perasaan tidak suka terhadap orang lain. Contoh ilustrasinya seperti ini. Sebut saja namanya Romi. Ia tidak suka dengan gaya mode berpakainnya si Seno. Lalu Romi menyebut Seno gondhes. Nah, hal seperti inilah yang sering terjadi. Harusnya kita saling menghargai dan menghormati luapan perasaan orang lain. Seperti tertulis di Roma 12:10, "Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat".
Banyak juga orang yang kehidupan dulunya suka bergaya, sekarang malah menjadi desainer kondang. Ada juga yang banyak omong, tetapi sekarang menjadi presenter ngetop. Yang dulunya centil, sekarang malah menjadi model.
Bukankah semua orang itu punya gaya yang berbeda-beda. Dari sinilah kita belajar untuk saling memahami dan mengerti orang lain. Keluarkan kata-kata yang membangun buat orang lain dan diri sendiri. Seperti tertulis di Efesus 4:29, "Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, dimana perlu supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia".
Lakukan dan katakan hal yang baik untuk orang lain. Bila ada yang kurang kita suka, katakan dengan lembut. Memang semuanya harus terbuka tetapi alangkah baiknya jika dilakukan dengan penuh ekspresi cinta.
Jadi sebelum kita dimengerti orang lain, marilah kita mengerti orang lain terlebih dahulu. Karena dunia ini sangat indah jika semuanya sehati dan selaras. Tuhan memberkati
Wednesday, March 13, 2013
|
Label:
Love of God
|
0 Comments
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Kingdom of Heaven. Powered by Blogger.
Translate
Popular Posts
-
Hoaaam banget saat melihat 2 pemain catur yang baru serius bertanding. Memang akan menjadi mengantuk jika kita sendiri tidak menyuk...
-
Unsur utama yang paling penting dalam tarian adalah gerak ekspresi tubuh manusia secara berirama yang dilakukan di suatu tempat d...
-
Tak jarang teman kita atau bahkan kita sendiri pernah mengucapkan kata gondhes atau bahkan mendhes. Tapi apa sih yang menjadi pertanyaa...
-
Indonesia yang dikenal dengan sebutan negara kepulauan, memang kenyataannya memiliki banyak pulau-pulau. Budaya yang berbeda-beda diset...
-
Ketika cinta mulai muncul dalam kehidupan, dari situlah mengerti arti sebuah kehidupan yang berwarna. Tak heran jika sobat sering meliha...
-
Manusia memiliki volume otak sekitar 1.350cc dan terdiri atas 100 juta sel saraf atau neuron. Tetapi manusia terkadang belum bisa mema...
-
Pemberi harapan palsu (PHP) pasti sudah tak asing lagi untuk didengar. Dari kata-katanya, apa sebenarnya maksud dari PHP itu sendiri? ...
About Me
Archive
-
▼
2013
(35)
-
▼
March
(28)
- SAVE INDONESIA
- Surat Cinta untuk Jogja
- BERCERMIN
- Patah Hati + Sakit Hati = Sampah Hidup
- My Self is My Power
- Berani karena Berbeda
- Jangan Bawa Mobil ke Jogja
- Mengenal Cinta, Mengenal Dusta
- PHP (Pemberi Harapan Palsu)
- Behind the Scenes
- Sayap-Sayap Mengembang
- IBU
- Love in Love
- Someone Cares
- Mimpi Demi Mimpi, Kemenangan Demi Kemenangan
- Tuhan Bertahta Atas Indonesia
- Berpikir Bagaimana Cara untuk Tidak Berpikir
- Dibalik Sebuah Lagu
- The Love Fake
- Mengapa Harus Gondhes, Mengapa Harus Mendhes
- Selektif atau Posesif
- Bukan Lampu Teplok
- Rinduku, Orangtuaku
- Keep smiling and always spirit
- Kumpulan Kata-Kata Motivasiku
- Cara memainkan Game PS1 di Hape Galaxy
- Langkah Sukses
- Belajar dari semut yang selalu bekerja sama untuk ...
-
▼
March
(28)