Tuhan Bertahta Atas Indonesia
Menghayati atau bahkan merenungkan zaman perjuangan Indonesia untuk mendapatkan kemerdekaan memang tidak mudah. Perjuangan demi perjuangan terus dilakukan oleh bangsa Indonesia. Tak heran juga jika banyak pejuang-pejuang Indonesia gugur di medan perang. Mereka mendapat suatu kehormatan yang besar dan mendapat gelar seorang pahlawan.
Tak lepas juga, kalau hasil kemenangan ini hadiah yang sangat besar dari Tuhan. Bukan hanya usaha manusia tapi anugerah yang besar.
Tuhan menghargai setiap usaha dan kerja keras dari bangsa Indonesia. Seperti tertulis di 2 Tesalonika 3:10, "Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan kepada kamu : jika seseorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan".
Taktik, kejelian dan kemauan yang keras untuk merdeka, Tuhan sangat hargai. Buktinya, Tuhan memberikan bangsa Indonesia kemerdekaan.
Kemerdekaan Indonesia sudah didapatkan sejak tahun 1945 yang lalu. Tapi yang menjadi pertanyaan, apa kemerdekaan itu masih berlaku di Indonesia? Kemiskinan, perbudakan, pembunuhan, bahkan tidak adanya persatuan melanda hampir seluruh pulau di Indonesia. Apa ini arti dari kemerdekaan? Kemerdekaan yang dahulunya sangat sulit didapatkan. Penuh peluh kesah untuk mendapatkannya, kini hanya tinggal sebuah nama saja. Melihat kenyataan seperti ini sungguh sangat disayangkan.
Indonesia yang dikenal dengan nama NKRI atau kependekan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, kini hanya sebatas julukan saja. Lalu bagaimana untuk mengatasi permasalahan ini? Tentunya banyak yang harus dilakukan. Banyak yang harus terlibat di dalamnya, termasuk anak muda. Sekarang ini musimnya lawatan dan penuaian tapi dimana pekerjanya? Tuhan sangat menanti-nantikan pekerjanya untuk bekerja dan menuai. Tertulis jelas di Matius 9 : 37, "Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: Tuaian memang banyak , tetapi pekerja sangat sedikit".
Menjadi pekerjanya Tuhan tidaklah mudah. Bukan hanya berkata tentang menuai saja tapi juga berkata tentang kerja keras. Lalu dimanakah pekerja itu berada? Di kelanjutan dari Matius 9 : 38 tertulis, "Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu".
Meminta kepada Tuan Berarti tak lain adalah berdoa. Memang kuasa doa itu dahsyat jika doa itu dilakukan dengan penuh gelora cinta. Bukan hanya sebuah doa yang sudah hafal dan menjadi rutinitas tetapi doa itu keluar dari hati yang paling dalam sebagai kerinduan akan Dia.
Indonesia yang baru adalah Indonesia yang cinta akan Tuhan. Indonesia yang berlimpah susu dan madu. Bangsa yang melahirkan generasi-generasi yang mengerti denyut jantungnya Tuhan.
Percaya tidak, jika Indonesia tertulis di Al-Kitab? Di Yesaya 60 : 9, "Sungguh, Akulah yang dinanti-nantikan pulau-pulau yang jauh, kapal-kapal Tarsis berlayar di depan untuk membawa anak-anakmu laki-laki dari jauh, perak dan emasnya dibawa serta, untuk nama Tuhan, Allahmu, dan oleh karena Yang Mahakudus, Allah Israel, sebab Ia mengagungkan engkau".
Mana lagi pulau-pulau yang jauh di dunia ini? Tentunya Indonesia, karena bangsa Indonesia terdiri dari banyak pulau-pulau.
Meyakini bahwa Indonesia adalah bangsa yang menanti-nantikan Tuhan memang tak semudah membalikkan telapak tangan. Melihat keadaan Indonesia yang seperti ini, apa mungkin Indonesia dipulihkan? Jangan batasi kuasa Tuhan! Tuhan mampu berkarya dimana dan kapan saja. Kuasa Tuhan tidak terbatas dan tak ada yang mustahil bagi Dia.
Hujan awal dan hujan akhir akan melanda seluruh tanah di Indonesia sehingga bangsa Indonesia akan berlimpah (Ulangan 11 : 14). Tak ada lagi yang namanya kemiskinan, perbudakan, perpecahan dan lain-lain. Semuanya dipatahkan di dalam nama Tuhan Yesus dan digantikan dengan hati yang baru, persatuan, perdamaian dan kasih. Gereja-gereja Tuhan menjadi satu dan tidak ada lagi namaya perbedaan, semuanya sama.Tuhan akan bertahta di atas Indonesia. Badai cinta menerjang Indonesia dan Indonesia menjadi pribadi yang baru. Pribadi yang tekun menanti-nantikan Tuhan dan menggelar karpet merah untuk kedatangan-Nya kedua kali.
(sumber gambar: www.lawatan-indonesia.com )
Tak lepas juga, kalau hasil kemenangan ini hadiah yang sangat besar dari Tuhan. Bukan hanya usaha manusia tapi anugerah yang besar.
Tuhan menghargai setiap usaha dan kerja keras dari bangsa Indonesia. Seperti tertulis di 2 Tesalonika 3:10, "Sebab, juga waktu kami berada di antara kamu, kami memberi peringatan kepada kamu : jika seseorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan".
Taktik, kejelian dan kemauan yang keras untuk merdeka, Tuhan sangat hargai. Buktinya, Tuhan memberikan bangsa Indonesia kemerdekaan.
Kemerdekaan Indonesia sudah didapatkan sejak tahun 1945 yang lalu. Tapi yang menjadi pertanyaan, apa kemerdekaan itu masih berlaku di Indonesia? Kemiskinan, perbudakan, pembunuhan, bahkan tidak adanya persatuan melanda hampir seluruh pulau di Indonesia. Apa ini arti dari kemerdekaan? Kemerdekaan yang dahulunya sangat sulit didapatkan. Penuh peluh kesah untuk mendapatkannya, kini hanya tinggal sebuah nama saja. Melihat kenyataan seperti ini sungguh sangat disayangkan.
Indonesia yang dikenal dengan nama NKRI atau kependekan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, kini hanya sebatas julukan saja. Lalu bagaimana untuk mengatasi permasalahan ini? Tentunya banyak yang harus dilakukan. Banyak yang harus terlibat di dalamnya, termasuk anak muda. Sekarang ini musimnya lawatan dan penuaian tapi dimana pekerjanya? Tuhan sangat menanti-nantikan pekerjanya untuk bekerja dan menuai. Tertulis jelas di Matius 9 : 37, "Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: Tuaian memang banyak , tetapi pekerja sangat sedikit".
Menjadi pekerjanya Tuhan tidaklah mudah. Bukan hanya berkata tentang menuai saja tapi juga berkata tentang kerja keras. Lalu dimanakah pekerja itu berada? Di kelanjutan dari Matius 9 : 38 tertulis, "Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu".
Meminta kepada Tuan Berarti tak lain adalah berdoa. Memang kuasa doa itu dahsyat jika doa itu dilakukan dengan penuh gelora cinta. Bukan hanya sebuah doa yang sudah hafal dan menjadi rutinitas tetapi doa itu keluar dari hati yang paling dalam sebagai kerinduan akan Dia.
Indonesia yang baru adalah Indonesia yang cinta akan Tuhan. Indonesia yang berlimpah susu dan madu. Bangsa yang melahirkan generasi-generasi yang mengerti denyut jantungnya Tuhan.
Percaya tidak, jika Indonesia tertulis di Al-Kitab? Di Yesaya 60 : 9, "Sungguh, Akulah yang dinanti-nantikan pulau-pulau yang jauh, kapal-kapal Tarsis berlayar di depan untuk membawa anak-anakmu laki-laki dari jauh, perak dan emasnya dibawa serta, untuk nama Tuhan, Allahmu, dan oleh karena Yang Mahakudus, Allah Israel, sebab Ia mengagungkan engkau".
Mana lagi pulau-pulau yang jauh di dunia ini? Tentunya Indonesia, karena bangsa Indonesia terdiri dari banyak pulau-pulau.
Meyakini bahwa Indonesia adalah bangsa yang menanti-nantikan Tuhan memang tak semudah membalikkan telapak tangan. Melihat keadaan Indonesia yang seperti ini, apa mungkin Indonesia dipulihkan? Jangan batasi kuasa Tuhan! Tuhan mampu berkarya dimana dan kapan saja. Kuasa Tuhan tidak terbatas dan tak ada yang mustahil bagi Dia.
Hujan awal dan hujan akhir akan melanda seluruh tanah di Indonesia sehingga bangsa Indonesia akan berlimpah (Ulangan 11 : 14). Tak ada lagi yang namanya kemiskinan, perbudakan, perpecahan dan lain-lain. Semuanya dipatahkan di dalam nama Tuhan Yesus dan digantikan dengan hati yang baru, persatuan, perdamaian dan kasih. Gereja-gereja Tuhan menjadi satu dan tidak ada lagi namaya perbedaan, semuanya sama.Tuhan akan bertahta di atas Indonesia. Badai cinta menerjang Indonesia dan Indonesia menjadi pribadi yang baru. Pribadi yang tekun menanti-nantikan Tuhan dan menggelar karpet merah untuk kedatangan-Nya kedua kali.
(sumber gambar: www.lawatan-indonesia.com )
Sunday, March 17, 2013
|
Label:
Love of God
|
0 Comments
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Kingdom of Heaven. Powered by Blogger.
Translate
Popular Posts
-
Hoaaam banget saat melihat 2 pemain catur yang baru serius bertanding. Memang akan menjadi mengantuk jika kita sendiri tidak menyuk...
-
Unsur utama yang paling penting dalam tarian adalah gerak ekspresi tubuh manusia secara berirama yang dilakukan di suatu tempat d...
-
Tak jarang teman kita atau bahkan kita sendiri pernah mengucapkan kata gondhes atau bahkan mendhes. Tapi apa sih yang menjadi pertanyaa...
-
Indonesia yang dikenal dengan sebutan negara kepulauan, memang kenyataannya memiliki banyak pulau-pulau. Budaya yang berbeda-beda diset...
-
Ketika cinta mulai muncul dalam kehidupan, dari situlah mengerti arti sebuah kehidupan yang berwarna. Tak heran jika sobat sering meliha...
-
Manusia memiliki volume otak sekitar 1.350cc dan terdiri atas 100 juta sel saraf atau neuron. Tetapi manusia terkadang belum bisa mema...
-
Pemberi harapan palsu (PHP) pasti sudah tak asing lagi untuk didengar. Dari kata-katanya, apa sebenarnya maksud dari PHP itu sendiri? ...
About Me
Archive
-
▼
2013
(35)
-
▼
March
(28)
- SAVE INDONESIA
- Surat Cinta untuk Jogja
- BERCERMIN
- Patah Hati + Sakit Hati = Sampah Hidup
- My Self is My Power
- Berani karena Berbeda
- Jangan Bawa Mobil ke Jogja
- Mengenal Cinta, Mengenal Dusta
- PHP (Pemberi Harapan Palsu)
- Behind the Scenes
- Sayap-Sayap Mengembang
- IBU
- Love in Love
- Someone Cares
- Mimpi Demi Mimpi, Kemenangan Demi Kemenangan
- Tuhan Bertahta Atas Indonesia
- Berpikir Bagaimana Cara untuk Tidak Berpikir
- Dibalik Sebuah Lagu
- The Love Fake
- Mengapa Harus Gondhes, Mengapa Harus Mendhes
- Selektif atau Posesif
- Bukan Lampu Teplok
- Rinduku, Orangtuaku
- Keep smiling and always spirit
- Kumpulan Kata-Kata Motivasiku
- Cara memainkan Game PS1 di Hape Galaxy
- Langkah Sukses
- Belajar dari semut yang selalu bekerja sama untuk ...
-
▼
March
(28)