Ketika Ketakutan Mengetuk Pintu

    Kemana kaki melangkah, di situlah akan terbentuk yang namanya jejak. Jejak berkata tentang tindakan yang telah dilalui. Tapi siapa yang akan menyangka, jika tindakan itu ternyata bisa menggambarkan sebuah perasaan seseorang yang telah meninggalkannya. Jejak yang hanya terlihat samar-samar, menunjukkan kalau si pembuat jejak tersebut sedang mengalami ketakutan. Mengapa bisa? Coba bandingkan dengan orang yang mempunyai iman yang besar, ia pasti akan meninggalkan jejaknya dengan sangat jelas. Ilustrasi mudahnya seperti ini, seseorang yang mengalami ketakutan, ia akan melangkah dengan cepat bahkan sampai berlari-lari sehingga jejak hanya akan terlihat samar-samar. Berbeda dengan orang yang melangkah dengan iman, jejak yang terbentuk akan sangat jelas karena tanpa rasa takut, ia berjalan dengan tenang dan santai.
     Iman menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah akidah kepercayaan kepada Tuhan;keyakinan dan kepercayaan kepada Allah, Nabi, Kitab Suci, dsb.;ketetapan; keteguhan hati. Kosakata bahasa Indonesia, iman adalah serapan kata dari bahasa Arab yaitu AMANU yang artinya percaya atau yakin. Jika dibandingkan dengan kata Ibrani yaitu EMUN dan EMUNAH
Sebenarnya iman dan dan percaya itu beda tipis. Iman adalah percaya dengan disertai keyakinan hubungan vertikal (Allah) dan percaya adalah tindakan yang muncul berdasarkan iman yang ada di dalam hati.
    Ketakutan terkadang datang untuk mewarnai kehidupan manusia. Takut muncul karena ragu dan keraguan menyebabkan keputusasaan. Memang wajar jika manusia sering menghadapi ketakutan tetapi semua itu harus dikalahkan dengan iman. Melalui imanlah, setiap ketakutan diubah menjadi keberanian karena percaya. Nelson Mandela berkata, "Saya belajar bahwa keberanian bukanlah ketiadaan rasa takut, tetapi kemenangan di atasnya. Orang yang berani bukanlah orang yang tidak merasa takut, tetapi orang yang mengalahkan rasa takut tersebut." 
Seringkali manusia terlalu menghakimi diri sendiri. Ia merasa dirinya tak mampu, orang gagal, tak berbakat atau apa sajalah kata-kata yang berbau negatif. Sebenarnya jika seseorang sudah berkata seperti ini di dalam hatinya, maka iblis akan berusaha menagih setiap kata yang keluar dari manusia karena iblis tak suka melihat manusia bahagia. Oleh sebab itu, berpikirlah sebelum berkata, karena setiap kata menentukan untuk ke depannya kemudian. Tercatat sangat jelas di Efesus 4:29, "Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, dimana perlu, supaya mereka yang mendengarnya beroleh kasih karunia."
    Memang sebenarnya manusia itu tak mampu bertindak apalagi jika mengandalkan kekuatan sendiri. Coba dilogika, seberapa besarkah kekuatan manusia? Apa kekuatan itu bisa membalikkan suatu keadaan? Tentu saja tidak. Kekuatan manusia sangat terbatas dan ia tak bisa berjalan seorang diri. Manusia membutuhkan kekuatan dari Sang Pencipta. Tanpa kekuatan-Nya, manusia hanya seperti sampah plastik yang terbang kesana kemari terbawa angin. Lalu bagaimana caranya Tuhan bisa membantu? Cukup ambil waktu dengan Tuhan, masuk kamar dan rasakan cinta-Nya yang tak terbatas. Siapapun orangnya, jika ia percaya kepada Tuhan, anugerah akan terus menghampirinya walaupun itu hal yang mustahil karena Tuhan mampu mengubah yang mustahil menjadi sebuah keajaiban.
    Kemanisan membutuhkan banyak bahan untuk bisa membuat manis. Begitu juga dengan hidup ini, jika seseorang ingin mengalami kemanisan, ia juga harus membuang semua masa lalu yang membuatnya pahit. Ketika rasa pahit terus dikecap, ia akan kehilangan beberapa bagian dari bahan untuk membuat rasa manis. Helen Keller mengungkapkan, "When one door of happines closes, another opens; but often we look so long at the closed door that we do not see the one which has been opened for us." Jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia, Ketika satu pintu kebahagiaan dalam hidup kita tertutup, sebenarnya pintu kebahagiaan yang lain terbuka; tetapi seringkali kita terus berlama-lama menatap dan meratapi pintu yang sudah tertutup tadi sehingga kita tidak bisa melihat pintu lain yang telah dibukakan sebagai gantinya.
    Berkata "aku percaya" memanglah tidak semudah berpikir. Bukan hanya sebatas emosi semata tetapi  berkata dengan iman. Imanlah yang mengalahkan ketakutan. Butuh yang namanya iman besar. Mengapa tidak? Iman yang kecil saja bisa memindahkan gunung, apalagi iman yang besar (Matius 17:20).
Seorang milyarder terkenal, John Paul Getty berkata, "Banyak orang yang percaya bahwa suatu hari kala mereka bangun dari tidur, mereka sudah menjadi kaya. Sesungguhnya mereka sudah separuh benar karena mereka telah bangun dari tidur." 
Sekarang bukan waktunya takut, Tuhan memberikan kita bukan roh yang takut, tetapi roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban (2 Timotius 1:7). 
Beriman dan tetaplah beriman, percaya dan tetaplah percaya bahwa dengan modal seperti ini, Tuhan akan membawa kita ke puncak destiny.
God bless you

(Sumber gambar : www.fanpop.com )

Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment

Kingdom of Heaven. Powered by Blogger.

Translate

Popular Posts

Freedom Life

Firman Menjadi Daging, Mimpi Menjadi Nyata

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

through it, you can donate

KNPCloth