Mengenal Cinta, Mengenal Dusta

   Ketika cinta mulai muncul dalam kehidupan, dari situlah mengerti arti sebuah kehidupan yang berwarna. Tak heran jika sobat sering melihat orang tersenyum manis ketika sedang jatuh cinta. Jangan kaget juga jika sering melihat seseorang sedih dikala putus cinta. Sebelum lanjut sob, ngomong-ngomong apa sih arti dari cinta? Jangan-jangan sobat malah tidak tahu arti cinta. 
Cinta yaitu perasaan yang positif dan diberikan untuk manusia atau benda lainnya. Sedangkan menurut pandangan filosofi, cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang. Tetapi ada pendapat lain tentang cinta sob, yaitu kegiatan aktif yang dilakukan manusia dalam bentuk simpati, empati, kasih sayang, patuh dan semua apa yang jadi keinginan obyek tersebut.
    Sebenarnya aku punya beberapa cerita sob, tentang perjalanan cinta. Tetapi yang mau aku share yaitu tentang eros atau cinta karena asmara. Tentunya kisah antara seorang laki-laki dan seorang perempuan, lebih mudahnya couple aja deh.
Aku seorang gadis yang berumur 19 tahun, namaku Lani. Yah, aku baru aja masuk kuliah dan udah semester 2 disalah satu universitas yang sangat terkenal di Jogja. Bener banget sob, UGM punya. Penuh perjuangan hidupku nih sob. Tak heran jika aku lagi bad mood, sahabatku yang kena imbasnya. Sungguh tak kusangka, kalau aku bisa galak juga (padahal aslinya emang judes n galak). 
    Kehidupanku dimulai ketika aku mulai kenal dengan dunia luar. Gaya hidup anak muda aku ikuti sob, seperti distro, gadget dan semuanya deh yang jadi trending topic'nya anak muda. Biasalah ABG, pengennya seneng-seneng terus. Menikmati masa muda dengan gembira, hehehe. Katanya masa muda adalah masa yang paling indah. Nah, itulah yang sekarang baru aku alami sobat. Darah muda dan semangat yang berapi-api, muncul sebagai benih baru di hidupku.
    Cinta bersemi dari SMA, cinta membuatku tersenyum merupakan kata-kata yang sering aku pikirkan dan bahkan aku menuliskannya dalam sebuah note. Semuanya butuh cinta sobat. Tanpa cinta, hidup ini serasa tak berwarna,seperti bidadari yang kehilangan sayapnya. Menurut Mother Teresa, "We can do no great things; only small things with great love".
Tak heran jika banyak anak muda yang bermain di area cinta. 
    Suatu ketika, aku baru deket dengan gebetan baruku, sebut saja namanya Raka. Walaupun sebenarnya Raka ini adalah temen SMP tapi kita baru mulai deket sejak duduk di bangku SMA. Hari demi hari aku lewati. SMS dari Raka juga tak pernah absen dari hapeku. Kata-kata rayuan sering ia berikan untukku. Sungguh tak kuasa hati ini untuk menerima kata-kata romantis darinya. Sebulan telah berlalu, akhirnya Raka mengutarakan cintanya untukku. Tentu saja aku menerimanya sob, karena menurutku Raka ini orangnya perhatian, baik dan ramah lagi. Bahkan saat besok ada ulanganpun, Raka selalu menyuruhku untuk belajar. Cewek mana yang tidak menolak dengan perhatian dan kebaikan dari seorang cowok.
    Tak lama kemudian, menginjak hubungan kami memasuki umur yang hampir 4 bulan, seorang sahabatku, namanya Sofi. Ia menceritakan kalau Raka ternyata sebelumnya sudah mempunyai seorang pacar. Sempat tak percaya di dalam benakku, tetapi di sisi lain ada perasaan dimana aku tak pernah meragukan Raka. Lalu aku mencoba menghubungi Raka dan menanyakan apakah kabar itu benar adanya. 
Sempat ia tak mengaku, tetapi karena aku terus merengek dengan pertanyaan itu, akhirny ia berkata jujur kalau Raka punya pacar selain aku. 
Mendengar kejujurannya, sempat aku kehilangan kata untuk membalasnya. Marah dan sedih bercampur menjadi satu serta bertaburan rasa kecewa. Tak kusangka orang yang aku sayangi, tega melakukan seperti ini. Kini aku menyadari jika cinta berawal dari perkenalan, bersemi karena perhatian, bertahan karena kesetiaan. Namun cinta bisa gugur karena kebohongan.
    Membuka lembaran baru, mencoret kisah lama dan membuangnya jauh dari kehidupan. Mencoba melangkahkan kaki karena esok hari masih panjang. Banyak yang belum aku mengerti di dalam kehidupan ini. Semakin aku mengingat masa lalu, semakin lama untuk move on. Karena cinta ibarat api, jika sering bermain apinya, maka jangan kaget jika suatu saat terbakar oleh panasnya api itu. 
    Tiga bulan telah berlalu. Puing-puing cintaku untuk Raka sudah tiada. Tak ada lagi perasaan sedih dan galau karena semuanya sudah musnah. 
Disaat aku memulai hidup baru, ada seorang cowok, sebut saja namanya Eno. Ia sempat mendekatiku dengan perhatiannya. Kemudian ia minta nomor whatsapp kepadaku. Tak ada salahnya juga menambah teman. Lagian mungkin Eno juga menganggap hal ini hanya biasa saja. 
    Keseringannya ia message aku, membuat aku teringat tentang Raka. Tetapi Eno ini beda sob. Eno kelihatannya lebih tulus daripada Raka. Akhirnya, kita pun pedekate melalui balas membalas pesan. Kedekatan ini bukan karena aku cinta sama Eno sob, tapi hanya sebatas teman saja. Walaupun terkadang aku tak suka dengan kata-katanya Eno. Mengapa? Karena kata-katanya sering tak sopan denganku. Sobat pasti tahulah maksudnya apa. 
Tak lama kemudian, kedekatanku dengan Eno diketahui oleh Raka. Dengan perasaan yang merasa tak bersalah, ia mulai mengajak aku balikan. SMS demi SMS dia kirimkan untukku setiap harinya. Disaat aku sudah memaafkan dia dan mau menerimanya kembali, aku mendengar kabar kalau Raka sudah jadian dengan temanku, namanya Tia. Sungguh hati ini sakit sekali. Kenapa aku bisa dibohongi kedua kalinya sob. Ingin ku menamparnya, tapi berat tanganku untuk menamparnya. Hanya bisa menangis dan menangis. 
    Disaat aku sedih akan perbuatan Raka, Eno menghiburku. Kulupakan masalah dengan Raka. Aku mencoba meresapi kata-kata Eno yang lebih perhatian kepadaku. Sempat Eno mengungkapkan perasaannya kepadaku. Ia bilang kalau ia sayang sama aku. Secara gitu, aku kaget sob. Setahuku Eno sudah punya pacar. Tentu saja aku menolaknya karena ia sudah berpasangan. Kutanyakan kepadanya, mengapa ia menyatakan cintanya untukku. Padahal ku tahu kalau ia sudah ada yang memiliki. Dengan rasa bangganya, Eno tersenyum pahit kepadaku. Ia tak merasa bersalah denganku walaupun kenyataannya ia sudah memiliki seorang pacar. Sungguh hidupku ini bagaikan rubik yang diacak-acak warnanya dan bukan disusun rapi. Sekarang aku menyadari bahwa jika dimana ada cinta, berarti di situlah harus siap untuk namanya patah hati. Mungkin aku terlalu dibodohi oleh namanya cinta. Cukup ini saja aku merasakan sakit hati. Mulai dari sekarang aku akan menghitung bunga-bunga di taman, bukan daun-daun yang terjatuh. Menghitung hari dengan senyuman dan bukan dengan air mata yang jatuh. Aku akan selalu percaya jika suatu saat nanti,pasti ada cinta yang sejati dan dimana kepercayaan itu ditanam, disitulah tumbuh tunas yang baru.


(Sumber gambar: pelauts.com)

Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment

Kingdom of Heaven. Powered by Blogger.

Translate

Popular Posts

Freedom Life

Firman Menjadi Daging, Mimpi Menjadi Nyata

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

through it, you can donate

KNPCloth