Air dalam Gelas

    Manusia memiliki volume otak  sekitar 1.350cc dan terdiri atas 100 juta sel saraf atau neuron. Tetapi manusia terkadang belum bisa memaksimalkan kekuatan otaknya. Kapasitas yang didapat dari potensi pikiran sadar manusia hanya sekitar 12% dari otaknya sedangkan sisanya adalah kapasitas potensi pikiran bawah sadar sebesar 88%. Seorang yang jenius hanya dapat mengoptimalkan kerja otak sadarnya sekitar 5-6% dari kapasitas otak sadar manusia yang pada umumnya mencapai 12%, salah satu ilmuwan yang terkenal adalah Albert Einstein. 
Pengukir rekor pelari dunia berjarak 100 meter, Usain Bolt ternyata belum mampu mencapai batas maksimal kecepatan lari manusia. Bolt mencatat waktu 9.69 detik di Olimpiade Beijing 20 Agustus 2008 lalu. Menurut profesor biologi dari Universitas Stanford, Mark Denny, ia membuat penelitian tentang batas maksimum kecepatan lari manusia. Ia berpendapat bahwa seorang sprinter putra akan mampu mencatat waktu 9.48 detik untuk jarak 100 meter. Sementara untuk sprinter putri, batas kecepatan maksimalnya adalah 10.39 detik. Begitu juga dengan batas maksimum manusia ketika menyelam di air, manusia hanya bertahan 86 m. Sedangkan tanpa peralatan, manusia biasanya kehilangan kesadaran dalam waktu yang tidak sampai 2 menit atau kira-kira disaat kedalaman kurang lebih 18 m.
    Kekuatan manusia memang ada batasnya. Jika ada seseorang berkata ia pintar, sesungguhnya ia memang belum pintar. Pintar adalah kemampuan manusia untuk menyerap informasi, sedangkan cerdas adalah kemampuan dimana manusia bisa mengolah kepintarannya. Tak ada kata-kata pintar bagi siapa pun. Ada baiknya jika kata pintar itu diubah menjadi lebih tahu dahulu. Ilustrasi mudahnya seperti ini, ada 2 orang anak berada di kelasnya, sebut saja mereka A dan B yang kebetulan duduk sebangku. Mereka sedang sibuk dengan aktifitas masing-masing karena hari itu guru mata pelajaran bahasa inggris berhalangan hadir sehingga jam pelajaran kosong. Di lain tempat mereka berada, ada sebuah buku tergeletak yang berisi rumus-rumus matematika penting di atas meja guru. Rumus-rumus tersebut selama ini belum pernah mereka pelajari. Ketika waktu istirahat tiba, A memilih untuk membaca buku yang ada di atas meja tadi, sedangkan B memanfaatkan waktunya untuk makan dan minum. Saat bel masuk berbunyi, A dan B kembali duduk sebangku lagi. Tiba-tiba salah satu teman mereka bertanya tentang rumus matematika. Tentu saja A dapat memberi tahu temannya dengan baik karena disaat istirahat ia membaca semua rumus yang belum pernah ia tahu, sedangkan B belum pernah tahu akan rumus tersebut. Kesimpulan dari cerita tersebut adalah bahwa semua orang pintar merupakan orang yang tahu lebih dahulu sedangkan orang yang kurang pintar merupakan orang yang belum sepenuhnya tahu tentang beberapa materi. 
    Manusia terlahir dengan segala kelebihan dan keterbatasan masing-masing. Tuhan mempunyai rencana yang indah di balik semua itu. Di dalam Alkitab, ada seorang tokoh bernama Yabes. Menurut apa yang tertulis di Alkitab, Yabes mempunyai arti yang kurang bagus.
"Yabes lebih dimulaikan dari pada saudara-saudaranya; nama Yabes itu diberi ibunya kepadanya sebab katanya: "Aku telah melahirkan dia dengan kesakitan." (1 Tawarikh  4:9)
 Sebelum manusia lahir ke dunia, Tuhan sudah menyiapkan destiny yang luar biasa. Terkadang manusia tak percaya jika di dalam dirinya terdapat destiny yang besar. Contohnya saja Yabes, walaupun ia merasa di dunia ini tak ada harapan yang dapat ia banggakan, ia masih memiliki kepercayaan bahwa ia masih mempunyai Tuhan untuk dimintai pertolongan.
"Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: "Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku dari pada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!" Dan Allah mengabulkan permintaannya itu (1 Tawarikh 4:10).
 Bagaimanapun keadaan manusia, Tuhan selalu tahu kondisi umat-Nya. Seperti halnya Yabes, ia bisa mengubah keadaan di atas rata-rata karena ia berdoa dan datang ke hadapan Tuhan. Yabes meminta anugerah Tuhan yang memampukannya. Terkadang manusia meremehkan kuasa doa. Ketika ada masalah menghampirinya, kebanyakan manusia hanya mengandalkan kekuatan daging saja. Hal seperti itu sebenarnya merupakan tindakan yang sia-sia. Tak ada yang bisa menembus batas maksimal jika tak pernah meminta anugerah Tuhan. Tiga poin yang dapat dicontoh dari Yabes:
1. Mempunyai pengharapan besar
2. Tetap beriman walaupun dunia menganggap beda
3. Berdoa
 Tiga poin di atas merupakan tindakan yang mengubah hidup Yabes. Jika Yabes bisa, mengapa kita tidak? Dari dulu sampai sekarang, Allah kita tak pernah berubah.
"Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan." (Matius 7:7)
Tuhan hanya meminta setiap anak-anakNya untuk berdoa maka segala yang dibutuhkannya, Tuhan sudah sediakan. Kapasitas manusia hanya kecil, tetapi Tuhan mampu mengubah kapasitas tersebut menjadi lebih besar. Seperti halnya air di dalam gelas, jika air terus diisikan ke dalam gelas yang sama, maka air akan meluap sehingga air terbuang sia-sia. Supaya air tidak meluap, berarti gelas tersebut harus diganti dengan gelas yang berkapasitas lebih besar. Gelas berkata tentang kapasitas manusia dan air berkata tentang berkat. Menerima berkat Tuhan, sangat dibutuhkan wadah yang besar. Lalu bagaimana cara memperbesar kapasitas itu? Jangan pernah mencuri kemuliaan Tuhan karena semuanya dari-Nya, oleh-Nya dan untuk-Nya.
God bless you

(Sumber gambar : lifehacker )

Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment

Kingdom of Heaven. Powered by Blogger.

Translate

Popular Posts

Freedom Life

Firman Menjadi Daging, Mimpi Menjadi Nyata

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

through it, you can donate

KNPCloth